Kebijakan Baru Jabar: Larangan Study Tour, Wisuda, Hingga Game
Kebijakan Baru Jabar: Larangan Study Tour, Wisuda, Hingga Game

Kebijakan Baru Jabar: Larangan Study Tour, Wisuda, Hingga Game

Kebijakan Baru Jabar: Larangan Study Tour, Wisuda, Hingga Game

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Kebijakan Baru Jabar: Larangan Study Tour, Wisuda, Hingga Game
Kebijakan Baru Jabar: Larangan Study Tour, Wisuda, Hingga Game

Kebijakan Baru Jabar: Larangan Study Tour, Wisuda, Hingga Game Dengan Berbagai Alasan Yang Melatarbelakangi. Halo warga Jawa Barat dan para pemerhati pendidikan! Ada kabar mengejutkan sekaligus penting yang perlu kita bahas bersama. Sebuah gebrakan kebijakan baru kini tengah menjadi sorotan. Dan juga membawa angin perubahan yang cukup signifikan dalam dunia pendidikan. Serta dengan aktivitas rekreasi di provinsi kita tercinta. Mungkin sebagian dari kita sudah mendengar, atau bahkan merasakan langsung dampaknya. Kemudian momen sakral wisuda sebagai puncak perjuangan akademis. Namun kini berada dalam radar larangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Tentu saja, kebijakan ini tidak muncul begitu saja tanpa alasan yang mendasari. Ada pertimbangan matang dan tujuan mulia di baliknya. Maka dari itu, kita akan mengupas tuntas Kebijakan Baru Jabar: larangan study tour, wisuda, hingga game! Mari kita telaah bersama, apa saja implikasi. Dan juga harapan dari kebijakan yang sedang hangat di perbincangkan ini.

Mengenai ulasan tentang Kebijakan Baru Jabar: larangan study tour, wisuda, hingga game telah sebelumnya di kutip oleh kompas.com.

Meringankan Beban Ekonomi Orang Tua

Kebijakan yang di ambil Pemprov Jabar melalui Surat Edaran Nomor 43/PK.03.04/KESRA. Terlebih hal ini di latarbelakangi oleh keprihatinan terhadap berbagai kegiatan sekolah. Dan juga yang cenderung menimbulkan beban ekonomi bagi orang tua. Dalam banyak kasus, kegiatan seperti study tour, wisuda. Kemudian outing class sering menjadi ajang yang bukan hanya seremonial. Akan tetapi juga berkonsekuensi finansial cukup besar. Hal ini menciptakan tekanan tersendiri. Terutama bagi orang tua dengan kemampuan ekonomi terbatas. Seringkali, kegiatan seperti study tour ke luar kota bahkan luar provinsi memerlukan dana besar untuk transportasi. Serta juga akomodasi, konsumsi, hingga tiket masuk lokasi wisata atau edukatif. Wisuda di tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA pun kerap di kemas dalam bentuk acara mewah dengan sewa gedung. Kemudian pakaian khusus (toga), dekorasi dan juga dokumentasi profesional.

Kebijakan Baru Jabar: Larangan Study Tour, Wisuda, Hingga Game Yang Cukup Mengejutkan

Kemudian, masih membahas Kebijakan Baru Jabar: Larangan Study Tour, Wisuda, Hingga Game Yang Cukup Mengejutkan. Dan hal lain yang melatarbelakanginya adalah:

Menjamin Keselamatan Siswa

Pemerintah Provinsi Jawa Barat secara tegas mengeluarkan kebijakan larangan terhadap berbagai kegiatan sekolah yang bersifat seremonial dan rekreatif. Terlebihnya  seperti study tour, wisuda, hingga aktivitas bermain game. Tentunya dengan salah satu alasan terpenting yaitu untuk menjamin keselamatan siswa. Keselamatan dan keamanan peserta didik merupakan hak dasar yang di jamin oleh negara sebagaimana tercantum. Contohnya dalam Undang-Undang Perlindungan Anak serta berbagai regulasi pendidikan nasional. Dalam praktiknya, kegiatan sekolah di luar ruang kelas yang tidak di awasi. Tentunya dengan ketat justru mengandung berbagai risiko keselamatan yang serius, baik secara fisik maupun mental. Salah satu bentuk kegiatan yang paling sering menimbulkan kekhawatiran. Ia adalah study tour atau kegiatan wisata edukatif yang di lakukan oleh rombongan siswa ke luar kota bahkan luar provinsi.

Meski niat awalnya baik, yaitu untuk memberikan pengalaman pembelajaran langsung kepada siswa. Namun kenyataannya kegiatan ini memiliki tingkat kerentanan kecelakaan yang cukup tinggi. Kasus-kasus kecelakaan bus rombongan siswa saat melakukan study tour menjadi bukti nyata. Bahwa kegiatan semacam ini tidak bisa di anggap sepele. Tidak sedikit insiden yang mengakibatkan korban luka berat. Bahkan meninggal dunia. Kecelakaan bisa di sebabkan oleh kendaraan yang tidak layak jalan, sopir yang kelelahan. Kemudian medan jalan yang berbahaya. Ataupun kurangnya pengawasan selama perjalanan. Risiko bertambah besar saat study tour di lakukan dalam jumlah besar. Terlebihnya tanpa sistem pengamanan dan pendampingan yang profesional. Selain risiko dalam perjalanan, kegiatan study tour juga kerap menyisakan potensi ancaman selama kegiatan berlangsung di tempat wisata. Contohnya seperti tenggelam di kolam renang atau pantai. Kemudian cidera saat permainan luar ruangan. Hingga keracunan makanan di tempat tujuan.

Jabar Bertindak: Larangan Kegiatan Sekolah Dan Game

Selain itu, masih mengulas tuntas Jabar Bertindak: Larangan Kegiatan Sekolah Dan Game. Dan alasan lainnya dari keputusan ini adalah:

Fokus Pada Pendidikan Karakter

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengeluarkan kebijakan larangan terhadap kegiatan seperti study tour. Kemudian wisuda seremonial besar-besaran, dan aktivitas main game di sekolah. Hal ini bukan semata-mata untuk membatasi ruang gerak siswa. Ataupun menghapus keceriaan dalam proses belajar. Sebaliknya, kebijakan ini justru hadir sebagai bentuk pergeseran fokus pendidikan ke arah pembentukan karakter. Terlebih bagi siswa yang lebih kuat, mandiri, dan bermakna. Dalam konteks ini, Pemprov Jabar menekankan bahwa pendidikan. Akan tetapi bukan hanya persoalan akademik dan hiburan. Namun yang lebih penting adalah pembentukan nilai-nilai moral, integritas, kedisiplinan. Kemudian tanggung jawab sosial pada diri peserta didik. Kegiatan seperti study tour dan wisuda seringkali di pandang sebagai pelengkap dari proses pembelajaran. Namun dalam praktiknya, kegiatan-kegiatan ini. Terlebih yang sering menjelma menjadi acara seremonial atau hiburan semata.

Serta yang kurang memiliki kontribusi nyata terhadap pertumbuhan karakter siswa. Study tour, misalnya, tidak jarang berubah menjadi ajang konsumtif dan gaya hidup. Maka hal ini di mana siswa lebih di sibukkan dengan aktivitas belanja oleh-oleh, foto-foto untuk media sosial. Dan juga menikmati wisata hiburan ketimbang memperkaya wawasan. Begitu pula wisuda, yang seharusnya menjadi momen penghargaan atas pencapaian belajar. Karena justru sering berubah menjadi ajang kemewahan, persaingan gengsi antar sekolah dan orang tua. Serta beban finansial yang menambah jurang sosial. Melalui pelarangan kegiatan semacam itu, Pemprov Jabar ingin mendorong sekolah untuk menyusun kembali kurikulum non-akademik yang benar-benar berorientasi pada penguatan karakter. Pendidikan karakter mencakup banyak aspek penting dalam kehidupan siswa, mulai dari kejujuran, kepedulian, toleransi, kerja sama, empati. Hingga semangat kebangsaan dan antikorupsi. Semua ini tidak bisa di bentuk secara instan melalui satu-dua kegiatan seremonial, tetapi membutuhkan pendekatan.

Jabar Bertindak: Larangan Kegiatan Sekolah Dan Game Dengan Berbagai Alasan Penting

Selanjutnya juga masih membahas tentang Jabar Bertindak: Larangan Kegiatan Sekolah Dan Game Dengan Berbagai Alasan Penting. Dan alasan lainnya adalah:

Mendorong Sekolah Untuk Mengadakan Kegiatan Berbasis Inovasi

Larangan yang di keluarkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap kegiatan. Tentunya seperti study tour, wisuda seremonial, hingga permainan game di lingkungan sekolah bukanlah langkah reaktif semata. Melainkan merupakan upaya strategis yang bertujuan untuk mendorong perubahan paradigma pendidikan. Salah satu alasan utama di balik kebijakan ini adalah untuk mendorong sekolah agar lebih kreatif. Dan juga inovatif dalam merancang kegiatan yang relevan, kontekstual. Serta yang bermanfaat langsung bagi perkembangan siswa. Dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan sekolah yang bersifat seremonial dan rutinitas tahunan seperti study tour atau wisuda. Maka cenderung mengalami stagnasi dalam hal makna dan dampak pendidikan. Banyak sekolah hanya mengulang pola lama tanpa inovasi.  Terlebih yang memilih tujuan wisata yang sama setiap tahun, mengadakan wisuda di gedung megah.

Tentunya dengan susunan acara monoton. Ataupun bahkan menggunakan acara tersebut semata-mata sebagai ajang dokumentasi dan gengsi. Aktivitas semacam ini pada akhirnya tidak lagi menstimulus daya pikir kritis, kreativitas. Maupun kemampuan problem solving siswa. Serta yang justru sangat di butuhkan dalam menghadapi tantangan zaman modern. Oleh karena itu, larangan kegiatan tersebut dapat di lihat sebagai bentuk “pengosongan ruang”. Gunanya untuk di isi oleh kegiatan-kegiatan yang lebih inovatif dan berdampak nyata. Dengan tidak lagi terpaku pada kegiatan tradisional, sekolah di harapkan dapat bertransformasi menjadi institusi. Kemudian yang mampu menciptakan program-program baru yang berbasis proyek, teknologi, riset, dan kewirausahaan. Misalnya, mengganti study tour menjadi program “Explorasi Lokal”, di mana siswa tidak hanya jalan-jalan. Akan tetapi juga melakukan studi lapangan yang terintegrasi dengan pelajaran IPS, Biologi, atau Kewirausahaan.

Jadi itu dia mengapa adanya larangan study tour, wisuda hingga game terkait Kebijakan Baru Jabar.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait